Senin, 01 Agustus 2016

Do’a dan dzikir setelah tasyahud, sebelum salam

#pertama

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“ya Allah sesungguhnya aku berlindung denganmu dari adzab neraka jahanam. Dan dari adzab kubur, serta dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah dajjal al-masih” (HR. Bukhori , Muslim 588 dari Abu Hurairah)

#kedua

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ
“ya Allah sesungguhnya aku telah mendholimi diriku sendiri dengan kedholiman yang sangat banyak. Dan tiada yang mengampuni dosa melainakan engkau. Maka ampunilah diriku dengan pengampunan dari sisimu. Dan sayangilah diriku. Sesungguhnya engkaulah yang maha pengampun dan maha penyayang” (HR. Bukhori 834, Muslim 2705, dari Abu Bakr assidiq)

#ketiga

اللهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“ya Allah ampunilah diriku baik apa-apa yang telah kukerjakan atau yang belum kukerjakan. Begitu pula dosa-dosa yang kusembunyikan atau kutampakkan. Juga kelampuan batasku. Serta dosa-dosa yang engkau lebih mengetahuinya dari diriku. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan. Tiada sesmbahan yang berhak disembah melainkamu” (HR. Muslim 711 dari Ali bin Abu Tholib)

#keempat

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ بِأَنَّكَ الْوَاحِدُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu ya Allah. Dengan kesaksianku bahwa engkaulah yang maga esa dan tunggal, tempat mengadu dan bergantung. Yang tidak beranak dan diperanakan. Yang tiada suatupun yang menyatarainya. Dengannyalah agar engkau mengampuni dosa-dosaku. Karena engkaulah yang maha pengampun lagi maha penyayang” (HR. Tirmidzi 1301 (dengan lafadznya),  Ahmad 18974, Abu Daud 985,Hakim 985, Ibnu Khuzaimah 724 dari Mihjan bin Adra’)

#kelima

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا، وَفِتْنَةِ المَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ
“ya Allah. Sesungguhnya aku berlindung denganmu dari adzab kubur. Dan aku berlindung denganmu dari fitnah dajal al-masih. aku berlindung denganmu dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung denganmu dari tertimpa dosa dan terlilit hutang” (HR. Bukhori 832, dari Aisyah)

#keenam

اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِي، اللَّهُمَّ وَأَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى، وَأَسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بَعْدَ الْقَضَاءِ، وَأَسْأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ
“Ya Allah. Dengan pengetahuanmu dengan perkara ghoib. Dan kemampuanmu atas makhlukmu. Biarkanlah aku hidup selama engkau mengetahui bahwa kehidupan lebih baik untukku. Dan matikanlah diriku apabila engkau mengetahui bahwa kematian lebih baik untukku ya Allah. Dan aku memohon kepadamu rasa takut atasmu dalam keadaan ghoib atau nyata. Dan aku memohon kepadamu perkataan yang benar disaat aku ridho ataupun marah. Dan aku memohon kepadamu kesederhanaan dikala miskin ataupun kaya. Dan aku memohon kepadamukenikmatan yang tidak sirna. Dan aku memohon kepadamu penyejuk mata yang tak pernah putus. Dan aku memohon keridhoan setelah keputusan qodho’mu. Dan aku memohon kepadamu kehidupan yang sejuk setelah kematian. Dan aku memohon kepadamu kelazatan dalam memandangmu, dan rasa rindu untuk menemuimu tanpa ada bahaya yang membahayakan serta fitnah yang enyesatkan. Ya Allah, ya tuhan kami hiasilah kami dengan perhiasan iman. Dan jadikanlah kami orang yang memberikan hidayah petunjuk bagi orang-orang yang diberi hidayah”  (HR. an-Nasa’i 1305, dari Ammar bin Yasir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar